- Reviewer: Aini Sastra - ItemReviewed: Tank Terbang Siap Meriahkan Ulang Tahun TNI
Jakarta: Satu
helikopter berkelir hijau gelap diparkir di halaman rumput Markas Besar
TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, sebagai komponen upacara hari jadi ke-66
TNI pada 5 Oktober atau besok. Dua kanon 30 milimeter dan dua
selongsong besar peluncur roket menambah sangar penampilan.
Helikopter itu adalah Mil Mi-35P adalah
helikopter serang buatan Rusia dan merupakan turunan dari helikopter
militer sebelumnya, yaitu Mi-24. Dia mengombinasikan kemampuan tembak
sekaligus mengangkut tentara, dan julukannya adalah tank terbang.
Ada
beberapa versi Mi-35, salah satunya adalah Mi-35P yang dimiliki TNI
Angkatan Darat sejak Oktober 2010. Terdapat lima unit Mi-35P yang
bermarkas di Skuadron 31/Serbu Pusat Penerbangan TNI-AD.
Pembelian
helikopter tersebut merupakan realisasi perjanjian pemerintah RI dan
Rusia pada September 2007 menggunakan fasilitas kredit pembelian luar
negeri dari pemerintahan Rusia sebesar 56,1 juta dolar AS atau setara
dengan 64,5 miliar rupiah. Harga itu termasuk pencakupan persenjataan
dan amunisi serta pelatihan bagi para calon awak pesawat.
Berdasarkan nomenklatur helikopter militer yang dilansir Janes Defence, Mi-35P memiliki
kesamaan fungsi dengan jenis helikopter AH-1 Cobra, UH-60 Black Hawk,
AH-64 Apache atau pun Mangusta A129. Masih ada lagi yang cukup sekelas,
yaitu Kaman Ka-50 Alligator, juga buatan Rusia.
Di
Indonesia, Mi-35P itu dimodifikasi dengan menambahkan senjata mesin
fleksibel berkaliber 12,7 mm dan senjata laras ganda dengan kaliber
30mm. Bersanding di antara dua NAS-332 Super Puma, jelas keganasan
helikopter berkursi duduk ganda model tandem itu bertambah-tambah.
Helikopter
tersebut juga dilengkapi dengan sistem AT-6 tank anti rudal yang
berguna dalam operasi kontra kendaraan lapis baja. Masih ada dudukan
meriam dan sistem tembak untuk target udara yang bergerak lambat; yang
semuanya demi mendukung transportasi pasukan.
Rusia
sudah mengekspor beberapa varian helikopter Mi-35 ke sejumlah negara
selain ke Indonesia di antaranya Republik Ceko yang memesan 10
helikopter pada 2005-2006, Venezuela dengan 10 Mi-35M pada 2006, serta Brazil yang memesan 12 helikopter Mi-35M pada 2008.
Varian
helikopter Mi-35 tersebut banyak dipakai di Afghanistan sejak perang
2001 dan biasanya terbang membawa 1.470 peluru, 128 roket dan dua rudal
anti tank. Jadi bisa dibayangkan bobot maksimal helikopter serang yang
mampu pula membawa enam personel itu.
Model
awal dari helikopter Mi-35P adalah jenis Mi-24, bisa dibilang tipe ini
menjadi model paling mudah untuk dikonversi menjadi model-model lain
lebih letal. Dari tipe inilah lalu lahir tipe Mi-35Pyang pertama muncul
perdana di muka umum pada peresmian batalion-batalion infantri raiders
di Jakarta pada 2004.
Mi-35P merupakan
helikopter bermesin ganda yang ditujukan untuk memberikan dukungan bagi
tentara darat dari jarak dekat, menghancurkan kendaraan lapis baja
serta sebagai alat transportasi pasukan atau barang; artinya helikopter
ini merupakan alat tempur pasukan infanteri yang terbang.
Oleh pilot Soviet yang berbahasa Rusia, Mi-35P dijuluki letayushiy tank atau
tank terbang. Konon tubuh dan kanopi kacanya mampu menahan tembakan
hingga kaliber 20 milimeter dari jarak cukup dekat. Nama lainnya adalah
buaya karena kemiripan bentuk.
Karakteristik
lainnya adalah kabin barang dan kokpit terhubung dengan ukuran panjang
2,83 meter, lebar 1,46 meter dan tinggi 1,2 meter sehingga mampu
mengangkut delapan tentara yang dapat menembakkan senjata mereka dari
jendela samping yang dapat dibuka.
Jumlah
baling-baling atas helikopter itu berjumlah lima dengan panjang 17,3
meter sedangkan baling-baling ekor berjumlah tiga dengan panjang 3,9
meter. Panjang sayap adalah 6,5 meter. Helikopter itu dapat terbang
hingga kecepatan 335 kilometer per jam dengan jumlah kebutuhan bahan
bakar 360 liter avtur per jam.
Bobot
di darat helikopter tersebut tanpa muatan adalah 8,5 ton dan mampu
membawa delapan tentara ditambah senjata eksternal berbobot 1,5
ton.(ANS/Ant) yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar