Selasa, 20 Agustus 2013

5 Instruksi dari Jero Wacik Dkk untuk SKK Migas

  • Penulis :
  • Ihsanuddin
  • Selasa, 20 Agustus 2013




JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) SKK Migas Johanes Widjonarko mengatakan telah menerima lima instruksi dari Komisi Pengawas SKK Migas yang dipimpin oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik terkait kasus dugaan suap yang menyeret Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Instruksi tersebut, lanjutnya, tertuang dalam Surat Keputusan 010/SKK/P/000/2013 mengenai perbaikan dalam industri migas.

"Surat keputusan tersebut sudah diterbitkan sejak Senin kemarin (19/8/2013). Ini agar langkah pembenahan SKK Migas agar industri migas mendatang berjalan lebih baik," ujar Johanes dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Komite Pengawas itu juga beranggotakan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, Kepala BKPM Chatib Basri, dan Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo. Instruksi pertama yang diberikan adalah mendukung sepenuhnya upaya KPK menyelesaikan kasus hukum kepada mantan Kepala SKK Migas hingga tuntas. 

Kedua, SKK Migas diminta melakukan langkah apa pun dalam rangka reformasi birokrasi di internal dan memastikan adanya tata kelola yang baik, efisien, efektif, transparan, akuntabel, bebas KKN. 

"Ketiga, menjaga tata kelola dengan menjalankan proses bisnis sesuai peraturan perundangan," kata Johanes. 

Keempat, Komite Pengawas juga meminta seluruh jajaran SKK Migas memegang teguh kode etik, profesionalisme, dan fakta integritas dalam menjalankan proses bisnis migas. 

"Kelima, penelaahan terhadap seluruh proses bisnis di SKK Migas adalah dengan bekerja sama dengan institusi seperti KPK, BPK, dan lembaga kompeten lainnya," tambahnya kemudian. 

Setelah Rudi ditangkap oleh KPK, SKK Migas menjadi sorotan publik belakangan ini. Rudi diduga menerima menerima suap dari Kernel Oil Pte Ltd. Bersama Rudi, KPK juga menangkap dua orang lain dari pihak swasta tersebut, yakni Simon Gunawan dan Deviardi. 

KPK menyita uang senilai 400.000 dollar AS, 90.000 dollar AS, dan 127.000 dollar Singapura dari kediaman Rudi. KPK juga menyita sepeda motor mewah bermerek BMW dengan pelat nomor B-3946-FT. Tim penyidik KPK juga telah menggeledah sejumlah tempat, termasuk ruangan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Waryono Karno. 

Dalam penggeledahan tersebut, penyidik KPK menyita uang tunai 200.000 dollar AS dalam sebuah tas hitam. Asal usul uang itu masih diselidiki KPK. Dalam penggeledahan di ruangan Rudi di kantor SKK Migas, penyidik menyita uang lain dalam bentuk dollar Singapura senilai 60.000, 2.000 dollar AS, dan kepingan emas seberat 180 gram. Bukan hanya itu, penyidik juga menemukan uang dalam deposit box Rudi di Bank Mandiri, Jakarta, senilai total 350.000 dollar AS.
Editor : Caroline Damanik
Ik

Minggu, 18 Agustus 2013

KPK: Ada yang Disembunyikan Rudi Rubiandini..



JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengungkapkan, tersangka kasus dugaan penerimaan suap kegiatan hulu minyak dan gas Rudi Rubiandini belum sepenuhnya kooperatif kepada KPK. Sejauh ini, kata Bambang, ada sesuatu yang masih disembunyikan Rudi. 

"Ada sesuatu yang disembunyikan, belum sepenuhnya membuka diri," kata Bambang di Jakarta, Jumat (15/8/2013). 

Belum semua informasi terkait serah terima uang yang diungkapkan Rudi kepada penyidik KPK. "Pas ditangkap, dia menunjukkan tasnya, dia bekerja sama. Tapi, belum dibuka semuanya. Kami berdoa Pak RR ini dapat hidayah di bulan Syawal," tutur Bambang. 

Sejauh ini, menurutnya, Rudi belum memenuhi syarat sebagai justice collaborator atau pelaku yang bekerja sama mengungkap suatu kasus. Dalam kasus ini, KPK menetapkan Rudi sebagai tersangka penerimaan suap. Lembaga antikorupsi itu juga menjerat seorang pelatih golf bernama Deviardi alias Ardi, serta petinggi dari PT Kernel Oil Private Limited, Simon Gunawan Tanjaya. 

Diduga, Rudi dan Ardi menerima suap dari Simon terkait pengelolaan kegiatan hulu migas di lingkungan SKK Migas. Ditemukan uang 400.000 dollar AS, 90.000 dollar AS, dan 127.000 dollar Singapura dari kediaman Rudi. KPK juga menyita uang 200.000 dollar AS di kediaman Ardi, 200.000 dollar AS di ruang Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Waryono Karno, serta uang 320.100 dollar AS milik Rudi yang disimpan di Bank Mandiri.

Menurut pemberitaan Tempo, kepada penyidik KPK, Rudi mengatakan kalau uang 200.000 dollar AS tersebut akan diberikan kepada Menteri ESDM Jero Wacik. Saat dikonfirmasi, Bambang mengatakan bahwa Rudi belum menyampaikan informasi demikian. 

Meskipun begitu, menurut Bambang, KPK tetap mengembangkan penyidikan kasus ini. Jika ditemukan dua alat bukti yang cukup, bukan tidak mungkin KPK menetapkan tersangka baru.
Editor : Hindra Liauw

Presiden Didorong Bubarkan SKK Migas


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didorong membubarkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas). Dorongan ini disampaikan pasca-penangkapan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini oleh KPK, Selasa (13/8/2013) malam.

"SKK Migas hanyalah bentuk lain dari BP Migas yang sudah dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi," kata Koordinator Gerakan Menegakkan Kedaulatan Negara (GMKN) Din Syamsuddin di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/8/2013).

Din adalah salah satu pihak yang pernah mengajukan judicial review Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang mengatur tugas dan fungsi Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan uji materi itu dan BP Migas dibubarkan. Kemudian, pemerintah, melalui keputusan presiden (keppres), mengganti BP Migas dengan SKK Migas. 

Menurut Din, pergantian BP Migas menjadi SKK Migas bukan solusi. Ibaratnya, institusi tersebut berganti baju saja. "Kenapa Presiden SBY mengganti baju BP Migas jadi SKK Migas yang ternyata penuh dengan korupsi ini?" lanjut Ketua PP Muhammadiyah itu. 

Politisi Partai Golkar, Fahmi Idris, yang juga tergabung dalam GMNK, menambahkan, pembentukan SKK Migas hanya mengulangi kelemahan yang ada di BP Migas. Salah satunya ialah lemahnya unsur pengawasan pada SKK Migas. Pengawasan internal dinilai tidak berjalan, sementara pengawasan eksternal tidak ada. 

"Unsur pengawasan yang ada itu unsur yang sifatnya internal. Kalaupun memang ada, unsur pimpinan lembaga dalam hal ini menteri. Tetapi, kami lihat efektivitasnya tidak ada. Buktinya ketika terjadi itu (penangkapan Kepala SKK Migas) menterinya saja kaget. Artinya, unsur pengawasan tidak ada," terang Fahmi. 

Seperti diketahui, KPK saat ini tengah mengusut kasus dugaan korupsi di sektor migas yang diduga melibatkan Rudi. Rudi dan pelatih golf, Deviardi alias Ardi, diduga menerima suap dari petinggi PT Kernel Oil Private Limited (KOPL) terkait kegiatan yang termasuk lingkup atau wewenang oleh SKK Migas. 

Dari rumah mantan Wamen ESDM itu, KPK menyita uang senilai 400.000 dollar AS dan motor berkapasitas mesin besar merek BMW. Dalam pengembangannya, KPK menyita 90.000 dollar AS dan 127.000 dollar Singapura. 

Di rumah Ardi, KPK juga menyita 200.000 dollar AS. Uang itu diduga pemberian dari Simon. Rudi dan Ardi diduga melanggar Pasal 12 huruf a dan b atau Pasal 5 Ayat 2 atau Pasal 11 Undang-Undang Tipikor jo pasal 55 Ayat satu ke-1. 

Sementara Simon diduga melanggar Pasal 6 Ayat 1 huruf a dan b atau Pasal 13 jo 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Rudi dan Ardi saat ini ditahan di Rutan KPK, sementara Simon ditahan di Rutan Guntur.
Editor : Hindra Liauw

Selasa, 06 Agustus 2013

Pitaruah Ayah


PITARUAH AYAH, TITIPAN-PESAN SEORANG BAPAK KEPADA ANAKNYA, SEBELUM DIA MENINGGALKAN DUNIA yang FANA INI
disusun oleh Yus Dt. Parpatiah, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh: Drs. H. Noor Indones St. Sati, diedit html oleh Lembaga Kekerabatan Dt. Soda
    
UTANG SEORANG BAPAK MINANG KABAU
Anak kanduang sibiran tulang,     Oh my son, mine fractured bone,    Anak kandung serpihan tulang,
buah hati, limpo bakuruang     escence of hearth, limpo bakuruang     buah hati, limpa berkurung,
ubek jariah, palarai damam,          obat payah, penyembuh demam,
Sidingin tempe di kapalo.          Sidingin tempel di kepala
Sidingin: sejenis tanaman obat, untuk penurun panas tubuh
Ka mari-mari malah duduak !          Mendekatlah ananda duduk ke sini !
ado rundiangan nak disampaikan !          ada pesan-pesan yang akan disampaikan.
    
Jikok ditiliak dipandang-pandang.          Jika ditilik, dipandang-pandang
Dicaliak umua nan tapakai          Dilihat umur yang telah ada
Badan ayah samakin tuo !     badan ayah semakin tua !
Kini baumua tujuahpuluah.          Sekarang berumur tujuh puluh
Hari patang, matoari turun          Hari lah petang, matahari menurun
Awan di Barat merah Sago          Awan di Barat merah Saga.
Malam nan indak lamo lai,          Malam tak akan lama lagi
Nyampang sampai saruan Allah          Jika sampai seruan Allah
aja sampai tapek taminto          ajal sampai tepat terminta
Umua lah tibo dijangkauan          Umur telah sampai pada batasnya.
Tabuah digua tigo kali          Bedug dipukul tiga kali
Bedug dipukul tiga kali sebagai tanda pemberitahuan bahwa seseorang meninggal dunia
Badan baganjua baliak pulang.          Badan mundur kembali pulang.
Ka tampek asa mulo jadi.          Ke tempat asal mula kejadian.
Suruik ka tanah nan sabingka.          Surut kembali ke tanah nan sekeping.
    
Badarun ayia pamandian          Berdesau air pemandian
Balasia cabiak kain kapan          Berdesir kain kafan disobek
Dikocoang cabiak limo          Dicabik menjadi lima bagian.
Bararak tandu ka surau          Berarak katil ke mesjid
Tibo di surau dibujuakan          Sampai di mesjid dibujurkan
Mairiang salat ampek takbir          Mengiring solat empat takbir
    
Kini manuju ka pusaro          Sekarang menuju ke pekuburan
Iyo ka pandam pakuburan          Yaitu ke pandam pekuburan
Bagolekkan di liang lahat          Digulingkan di liang lahat
Tanah sakapa dipakalang          Sekepal tanah dijadikan bantal
Ma ereang ma adok ka kibilat          Dimiringkan menghadap ke kiblat
Dibatehi papan nan sahalai          Dibatasi papan yang sekeping
Badoro tanah panimbunan          Gemuruh tanah penimbunan
Tatagak mejan nan duo          Ditegakkan dua mejan
doa dibaco pangabisan          Penghabisan dibacalah doa
Tujuah langkah maik ditinggakan     After seven step from the grave    Tujuh langkah mayat ditinggal
datanglah malaikat nak batanyo,     the malikat came on     malaikat datang hendak bertanya
tapi, ja an kan tanyo ka tajawab          tetapi, jangankan pertanyaan yang akan dijawab,
usah daawa ka tabandiang,          ataupun dakwa yang akan dibanding,
utang ka anak nan takana.          utang kepada anak yang teringat !
Kasiah tagaiang alun sampai          Kasih tersangkut belum sampai.
    
Jikok basuo nan bak nantun Nak,          Jika bertemu seperti itu Nak
Taradok pusako ka bajawek          Terhadap pusaka yang akan diambil,
ataupun warih ka dibagi          ataupun waris yang akan dibagi,
usah diarok dari Ayah.          Jangan diharapkan dari Ayah.
Kabaalah dek baitu          Mengapa demikian ?
Salamo dunia ditunggu          selama dunia ditunggu
Ayah diseso parasaian          Ayah sangat menderita.
gilo diarak untuang parasaian          sibuk diarak peruntungan.
    
Tapi,                                              Tetapi,
kaganti ameh bak diurang          akan ganti emas seperti pada orang
timbalan pitih nan babilang          gandingan uang yang dihitung
hanyo pitaruah nan batinggakan          hanya petaruh yang ditinggalkan
banamo PITUAH AYAH          bernama PETUAH AYAH
Itulah tando kasiah sayang          Itulah tanda kasih sayang
Utang nyato kapado anak          Utang yang nyata kepada anak
kini-kini ayah lansaikan          sekarang juga ayah lunaskan
    
Dangakan malah anak kanduang          Dengarkan wahai anak kandung
Simakkan bana nyato-nyato          simakkan benar nyata-nyata.
Sabarih usah dilupokan          Sebaris jangan dilupakan
sa kato jaan lah ilang !          Se kalimat janganlah dihilangkan !
Gangam arek, pacikkan taguah          Gengam erat, dipegang teguh
Siang ambiaklah ka tungkek          Siang dijadikan untuk tongkat
Kok malam jadikan suluah          Kalau malam dijadikan suluh
Pedoman pagi jo patang          Pedoman pagi dan petang
    

Jumat, 02 Agustus 2013

Oslan Husein


Oslan Husein (lahir di Padang, Sumatra Barat, 8 April 1931 – meninggal di Jakarta, 16 Agustus 1972 pada umur 41 tahun) , terkenal dengan sebutan Oslan, adalah seorang penyanyi dan aktor Indonesia. Pada era 50-an Oslan terkenal karena menyanyikan lagu-lagu berbahasa Minang. Salah satu lagu yang sangat populer dibawakannya adalah “Kampuang Nan Jauh di Mato”. Oslan Husein Oslan Husein anak ke empat dari tujuh bersaudara, ayahnya seorang pedagang kain Para Karambia bernama Husein. Oslan menghabiskan masa kecilnya di Padang, dan memulai menyukai seni suara sejak masih duduk di Daisan Kotogomikun Gakko (sekarang Sekolah Dasar). Kemudian terus berlanjut hingga SMP. Menginjak SMA karena berbagai hal Oslan tidak menyelesaikan sekolahnya hingga tamat, kebetulan masa SMA Oslan berdekatan dengan masa kemerdekaan Republik Indonesia. Saat menjadi Tentara Pelajar Oslan sering menyanyi untuk menghibur dan membangkitkan semangat kawan-kawannya.[1] Pengalaman bernyanyi pertama kali didapatinya, saat dia mencoba mengamen dengan menyenandungkan ayat-ayat suci Al-Quran di depan gerbang sebuah pasar malam di Padang, kemudian banyak orang yang tertarik dan memberinya uang. Dari pengalaman tersebut Oslan yakin, bahwa dengan tarik suara bisa mendatangkan uang. Oslan juga memiliki selera humor yang cukup tinggi, tetapi dalam menghibur dia sadar, bahwa dia tak akan bisa menjadi seorang pelawak. Timbre suaranya memiliki karakter yang cukup unik, ada sedikit warna genit pada gaya menyanyi popnya.[1] Pada tahun 1950, ketika usianya baru 19 tahun, Oslan nekad merantau ke Jakarta. Di Jakarta dulu ia tinggal di seputar daerah Keramat Sentiong. Oslan mulai mencari-cari pekerjaan di Jakarta, Ia sempat bekerja pada Departemen Pekerjaan Umum (DPU). Pada suatu waktu bertemulah Oslan dengan sahabat lamanya yang bernama Alwi, kelak orang inilah yang sangat berjasa pada karir Oslan. Kemudian Alwi mencoba membawa dan mengenalkan Oslan pada sebuah grup musik yang bernama Kinantan. Tiga tahun kemudian bersama grup musik tersebut, Oslan mulai bersentuhan dengan dunia film. Seperti pada film “Harimau Tjampa“ (1953). Setelah itu ada beberapa film lagi yang soundtracknya dinyanyikan oleh Oslan. Diantaranya “Arini”(1955), “Daerah Hilang” (1956).[2] Pada masa itu ketenaran Oslan sebagai penyanyi lagu daerah Minang semakin meningkat bersama band “Teruna Ria” yang didirikannya bersama Moes DS pada tahun 1959. Ombak buruih, Urang Tolong, Sinandi-Nandi Menjajah Pasar, adalah beberapa lagu populer yang dinyanyikan Oslan bersama orkes Teruna Ria. Ketenaran Oslan telah dapat disejajarkan dengan orkes-orkes terkenal lainnya seperti Orkes Gumarang dan Orkes Kumbang Tjari. Namun Oslan baru muncul di layar putih pada tahun 1961 lewat film yang berjudul “Detik Detik Berbahaya” , sebagai Pemeran Pembantu bersama sahabat lamanya Alwi, kemudian juga pada film “Seribu Langkah” dan “Kasih Tak Sampai“.[2] Dalam film “Hadiah 2.000.000.” dia menjadi Peran Utama, juga bersama Alwi. Tetapi setelah itu dia lebih banyak memegang Peran Pembantu, diantaranya dalam “Antara Timur dan Barat“ (1963), “Madju Tak Gentar“ (1965), “Belaian Kasih“ (1966). Semenjak tahun 1967, Oslan lebih banyak muncul di panggung sebagai penyanyi dan pelawak bersama kawan duetnya Alwi. Lalu di tahun 1970 bersama Ernie Djohan mereka membentuk grup Erosa (Erni – Oslan – Alwi). Sebagi pengisi tetap acara Siaran ABRI RRI Studio Jakarta. Ia meninggal setelah menderita sakit yang cukup lama di Rumah Sakit Ancol, Jakarta. Filmografi Detik-Detik Berbahaya. 1000 Langkah (1961) Kasih Tak Sampai (1961) Hadiah 2.000.000 – (1962) Antara Timur dan Barat – (1963) Maut Mendjelang Magrib – (1963) Madju Tak Gentar – (1965) Operasi Hansip 13 – (1965) Belaian Kasih – (1966) Perpisahan Oslan Husein Oslan Husein telah tiada. ia meninggal di RS Ancol Jakarta, dalam usia 41 tahun. selain sebagai penyanyi, ia duet dengan Alwi. lagu Kampuang Nan Jauh Dimato, Ombak Buruih, adalah sebagian lagunya. PADA saat terahir dia tidak menyanyi, meskipun dia seorang penyanyi yang baik. Di rumah Sakit Ancol sejak bulan Pebruari yang lalu, dia memegang hari-harinya yang penghabisan. Kawan-kawannya banyak bersimpati, tetapi hanya simpati. Maut menghampiri tubuhnya yang tipis dan membawa nyawanya pergi pada usia yang ke-41. Usia yang sesungguhnya masih banyak mempunyai harapan. “la seorang kawan yang tak pernah minta balas jasa”, puji teman seperjalanannya sejak tahun 1958 yang beranama Alwi. Kawan ini dapat bercerita banyak kisah perantaun Oslan dari tanah Minang sampai ke Kramat Sentiong Jakarta. Oslan Husein nomor empat dalam 7 bersaudara, keturunan pedagang kain Para Karambia yang bernama Husein itu, telah menemukan dirinya di Jakarta di awal tahun 1950. Rupanya disamping memiliki sisa keuletan sebagai bekas Tentara Pelajar, ia juga pandai menghibur. Namun sebagaimana kata Alwi Oslan bukan pelawak, walaupun memang kelihatan selera humornya lumayan. Dia tidak salah memilih bidang, sehingga tersalurlah suaranya yang lantang dan penuh getaran itu dalam rekaman-rekaman yang digemari orang ramai. Gelombang suaranya yang memberi warna genit kepada seni vocal pop yang mulai tumbuh menempatkan lagu-lagunya seperti: Kampuang nan djauh dimato, Ombak buruih, Urang Tolong, Sinandi-nandi menjajah pasar. Dengan orkes bernama Taruna Ria, Oslan dapat menjajarkan dirinya setempat dengan orkes Gumarang dan Kumbang Tjari. Negara. Diluar jabatan penyanyi duet Alwi dengan Oslan sebagai pelawak, memang tidak berhasil. Tetapi toh tjukup membuat segar film-film dimana ia ikut menunjukkan tampangnya yang has. Sejak film bernama “Detik-Detik Berbahaya” tidak kurang dari 30 buah film yang dicampurinya. Dari sana kegiatannya merembes ke panggung-panggung hiburan. Perbedaan menjolok antara struktur tubuh dan materi suaranya, membuat ia selalu muncul dengan menarik. Apalagi segores kumis tipis yang tak mau dikeroknya, mengumpulkan kesan optimis diatas mukanya yang selalu cerah, walau pundaknya yang sedikit lengkung membayangkan suatu derita. Terahir dia muncul di panggung tatkala menjadi pembawa acara dalam malam halal bihalal perantau-perantau Minang awal tahun ini. Di sana dengan lucunya Oslan bertegur sapa dengan para pencopet, agar sementara waktu menghentikan kegiatannya. Ahir Juli yang lalu, Oslan masih sempat pulang ke rumahnya dan nonton permainan raja bola Pele. Kepergiannya kembali ke RS Ancol ternyata merupakan perpisahan selamanya dengan Kramat Sentiong dimana Darlius Nida isterinya kemudian menumpahkan air mata untuknya. “Almarhum hanya bilang akan keluar kota”, kata Alimir Husein, adik Oslan mengenang peristiwa itu dengan perasaan terharu. Sementara itu Alwi, sempat mendengar kalimat berharga Oslan menjelang kepergiannya. “Kalau saya meninggal”, demikian kata penyanyi gigih itu, “saya baru memberi sedikit saja buat negara dan bangsa”. Tempo Edisi. 26/II/02 – 8 September 1972 Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Oslan_Husein http://oplet.blogspot.com/2007/06/oslan-husein.html ©ourtesy of http://laguminanglamo.wordpress.com/